BULAN YANG 'TAK TERBILANG

BULAN YANG 'TAK TERBILANG
24 terbilang
lama yang cepat
sejak kumengenal bagaimana dinginnya semilir dunia.
1 terbilang
setelah kulepas kemarin
seruan-seruan kebesaran Pencipta Semesta alam
366 terbilang di dalam 1 yang telah terbang
pergi
dengan segala kenang
sekarang ku di sini
di gerbang 1 yang telah datang
anugrah yang tak terbilang
dengan 1, 2, 3, . . . 1000 bilang
kini
'ku di sini
kembali di hitungan yang berlibat-libat berbilang
10 sampai 700 bahkan lebih kebaikan
kini ku di sini
diberi kesempatan
semua tergantung ku yang tentukan
mengambil putih awan
atau mendekap gelap malam
Istimroor, Yk 28062014

GILA

GILA
: kasar
dalam dosis ini mungkin aku jadi gila
'tak ada kata yang bisa mencegahnya
kau tahu saat ini apa yang terjadi di sekitarku dan dunia
ingin kutanya padamu kawan
apakah siang tak lagi biru dengan hiasan putih awan
apakah mentari tak lagi kuning dengan penuh kehangatan
sebegitu menyedihkannya dirimu
termenung,
lalu apa tatapan itu,
tatapan,,, ah,,, tatapan yang tak bisa kudefinisikan
beribu kali kuberujar
hanya anggukan atau gelengan
oh,,, gila,,, semua telah menggila,,
atau jangan-jangan,
aku sendiri yang telah gila,
hai kau kemari,
katakan padaku
apa menurutmu dunia ini sudah tidak waras
atau kau merasa aku yang telah tak waras lagi
yah,,,, ku beranggapan, hanya aku yang tahu diriku ini,
telah kujajaki tubuhku,
kupelototi di depan cermin
biasa saja,
sama seperti orang yang lainnya (mungkin),
karena aku hanya tahu diriku ini,
orang lain ya hanya sebatas apa yang mereka tampakkan,
walau,
lihatlah-lihatlah,
kumerasa semua berusaha menerkam
'tuk dapatkan apa yang mereka inginkan.
YK, Jun 2014

RITUAL PAGI YANG TERLUPA

RITUAL PAGI YANG TERLUPA
yah, jingga ini yang kembali kurasa. Saat ku buka mata
kucari secangkir kopi di meja, atau sebuah teh pembahagia jiwa. kosong
lagi-lagi kosong gelas itu,
hanya ampas tersisa,
kulupa lagi, ritual saat ruhku kembali, ke jasad ini
bukan seperti ritual masa kecil yang pernah kudengar,
saat kutanyakan "kenapa Ibu melakukan ini?"
di ketika banyak makanan terhidang di sebuah meja, begitu lengkapnya dengan piring-piring berjejer di sana.
tak lupa bau kemenyan tercium, di sertai komat-kamit doa saat menhidupkannya.
kemudian kutanya lagi,"apakah bu tujuannya?"
hanya jawaban singkat yang kudapatkan,,,
Intinya semua hanya mengikuti bapak, simbah, simbahnya bapak, simbahnya Simbah,,,,
ya, hanya itu,,,
tapi ritual pagiku yang terlupa begitu berbeda, hanya satu dua kalimat rasa syukur pada Yang Kuasa, yang semua ada di tangan-Nya. tak perlu sebuah bakar-bakaran dupa, karena Ia tak memerlukannya, karena kita tak perlu perantara,
sebuah ucapan syukur pembuka untuk harapan mimpi selanjutnya, dan sebuah tujuan kehidupan yang sebenarnya.
Istimroor, Yk 24062014

JUST I WANT TO SAY . . . . .

JUST I WANT TO SAY . . . . .
: toples kenangan
Tiba 'ku dalam lorong kehidupan
panjang kah, pendek kah
tak kulihat mana ujungnya
tapi 'ku tahu mana ujungnya
terlipat semua dalam toples-toples kenangan
berlabelkan warna-warna kehidupan
kujumput satu untuk simpul senyuman
terjumput satu sisakan nganga hati merana
hai,
kau yang tersungkur di sana,
lupakah kau dengan toples cahaya
kulihat hitam pekat isi toplesmu
kau pegang erat, kau pun berakhir di sana
walau sebenarnya kau masih ada
layu tubuhmu tak kau beri siraman
pucat dan terus memucat menghitam dan tak berdaya
termakan pekat malam
terkucilkan cahaya siang
dingin membiru
lepaskanlah toplesmu itu,
atau 'ku tak kan bisa membantu…..
Istimroor, Yk 22062014

PENANTIAN

PENANTIAN
: lugu
gelap pun memudar
tunjukkan garis putih lurus melintang
tanda bagi yang menahan
permulaan
empat tundukku kuhaturkan
hanya kepadamu
dan
hanya kepada-Mu kan kuhaturkan
dan
memang hanya kepada-Mu, Tuhan
oh, udara yang meresap memenuhi rongga.
oh, penantian.
penantianku untuk yang kesekian dari kesekian
masa berat yang setiap orang kan mendatangi dan menghadapi
dengan meghadang
bukan dengan pembelakangan
karena pasti
oh, penantian
semua titipan harus kembali
lalu, kita telanjang dan tak ada yang menemani
hanya tiga yang tersisa
oh,
apakah semua ini bisa mengantarku pada kebenaran
jawaban tiga pertanyaan yang menentukan
walau kutahu jawabanya semua dikepala tanpa perlu berpikir dua kali 'tuk mengatakannya
tapi semuanya besok, tinggal
kejujuran, kejujuran.
ya, inilah penantian untuk sebuah pertanyaan pengantar,
sebuah ujian penentuan
yang harus kupelajari dan kulaksanai dari sekarang
penantian untuk sebuah kebahagiaan bukan sebuah penyesalan dan perkataan pengandaian kalau diri ini hanyalah tanah.
Istimroor, Yk 18062014

RINDU

RINDU

Kau tinggalkan siluet senjamu.
Kuharap nyata saat pagi tiba,

hampa.

Istimroor, Yk 10062014

PUISIKU

PUISIKU

kulepas kau dari buaian
pangkuan
asupan
setelah semua yang telah kau dapatkan
dariku
asuhan
kulepas kau ke kehidupan
kemanisan
kepahitan
penerimaan
pertentangan
kuatkan
pijakanmu
kuatkan
dadamu
hiduplah
hiduplah terus
terimalah kenyataan
hiduplah
hiduplah terus
walau kadang kehangatan
tak kunjung datang.
Istimroor, Yk 10062014

SUDUT KEJUJURAN

SUDUT KEJUJURAN
Terdengung gendang telinga
saat ucapmu keras mengisi tiap ruang udara
"PERGI KAU DARI HADAPANKU!"
"KU 'TAK SUDI MELIHATMU LAGI."
Hanya ada hawa panas membara,
mata api
lidah api
melahap semua kesewajaran yang ada
Walau sebenarnya,
walau sebenarnya,
Lihatlah di sudut itu,
sudut lancip di ujung mata
sebutir bening air,
sudut kejujuran
air kejujuran.
Istimroor, Yk 05062014

ILALANG

ILALANG
Kau karang daratan
Kau lindungi tubuhm dengan sisi-sisimu yang tajam.
Kau pijak bumi dengan mantap dan tertanam.
Kau tahan gelombang badai dengan goyangan gemulai.
"Kau? Ilalang?"
"Kau gulma yang sulit kuatasi"
Istimroor, yk 03062014

MELUKIS SENJA

MELUKIS SENJA
aku hanya ingin melukis senja
dengan sebaik-baiknya
sehingga kudapat tersenyum puas, bahagia
saat kulihat hasilnya
aku hanya ingin melukis senja dengan segala yang
kupunya
kumampu
kubisa
dengan selalu berusaha
tuk tercipta gambar yang sebaik-baiknya
aku hanya ingin melukis senja untuk
dapat ku nikmati
dengan senyuman puas, bahagia
saat malam telah tiba.
aku hanya ingin melukis senja
dengan segala daya dan upaya
yang kupunya
tuk dapat kunikmati
pada pagi selanjutnya
Istimroor, Yk 03062014

SENJA

SENJA
biru yang mulai memerah
menyisakan
peluh yang menggaram
letih, lelah
kembali ke gubuk yang sama
bersua dengan penyejuk jiwa
di setiap duka, lara
usaha berlalu, harapan datang
Istimroor, yk 13052014

MENDUNG

MENDUNG

hamparan kelabu
menengadah berharap
berkah kan turun, tumbuhkan hijau
Istimroor,yk 13052014

SENYUMAN

SENYUMAN
tersimpulkan keramahan di bibirmu
hangatlah dadaku, setelah dingin membiru
hawa merah menguning, menghijau
akhirnya ku katakan “hai” padamu
Istimroor, Yk 14052014

KESEDIHAN

KESEDIHAN
dentuman itu memberikan harapan, di balik ketakutan
saat biru indah dengan berbagai lukisan awan telah memutih rata
menjadi pucat dan tanpak kesedihan di sana,
curahkanlah, curahkanlah air matamu di negriku,
basahilah tanahnya dan tubuhku ini,
lunturkanlah, lunturkanlah warna-warna dariku
sehingga kembali putih dan ku bisa berdiri tegap di sini
di negriku, saat lukisan-lukisan awan kembali ke latar yang biru
istimroor, Yk 15/5/2014

KEHIDUPAN:PERSIMPANGAN

KEHIDUPAN:PERSIMPANGAN
kelabu, hanya kelabu,
Di luar rumahku, petang, menguning, membiru, memerah, meghitam,
masih kelabu,
putih bagi kertasku,
Hanya sebuah kalimat tertulis tebal-tebal karena terulang-ulang tertuliskan,
kehidupan : persimpangan
Istimroor, Yk 17052014

SEPI

SEPI
terselubung pekat,
terpantul cahaya ke segala sisi, enggan mendekati,
ter(sumbang) kan suara, sembunyikan gendang telinga,
di sini, bersama sunyi,
menikmati tiap hitungan detak kehidupan dalam dada

Istimroor, Yk 17052013

FATAMORGANA

FATAMORGANA
ku pegang erat, ku belah dada, ku jahitkan di sana
saat pada simpul penutup, ku tersenyum,
Mati.
Istimroor, Yk 19052014

MALAM TANPA BULAN

MALAM TANPA BULAN
malam, datang lagi kau temuiku
membutakanku,
apakah akan kau bisikan langkah ini harus kutapakkan,
kuharus terjatuh-jatuh,
menapaki kegelapan jalan yang ku lalui, ataukah ini bukan jalan lagi
bulan, kemanakah kau pergi,
kau biarkan aku berdua dengan malam, tanpa kau dampingi.
lihatlah aku yang terjatuh-jatuh di sini,
menapaki jalan, ataukah ini bukan jalan lagi
Istimroor, Yk 20052014

GAPIT

GAPIT*
:masa mulai belajar
Ku rauti pensilku,
Gapit,
Itu yang ada di dosgrepku**.
"Ah, sudah tumpul gapitku,"
Aku rauti pensilku, tak juga tampak hitam intinya, untuk tulis pelajaranku.
"Ah, sudah tumpul gapitku.
Baru kemarin kubeli, sekarang tumpul lagi."
"Lihat, lihatlah cuter itu," kata temanku.
Ku berfikir,
"Mahal e, jawabku."
Pulang ku kerumahku, lihat mamakku pakai pisau,
"Hem, tajam," kataku.
"Mak, pinjam dulu pisaunya,"
Akhirnya, pensilku bisa kugunakan, tertulislah pelajaran-pelajaranku.
Istimroor, Yk 21052014
*Gapit : pisau lipat kecil tipis. Saya masih banyak mendapatinya ketika SD. sekarang sangat jarang didapati.
**dosgrep : kotak pensil.

PENSIL HITAM

Cerita SD
PENSIL HITAM
:menggambar
"Kenapa hitam?"tanya temanku.
"Lihatlah lukisanku, biru indah langit ini, dengan kemuning cahaya mentari!"Lanjut temanku.
"Lihatlah-lihatlah, hijaunya hutan ini!" sambungnya lagi.
"Lihatlah-lihatlah lagi, begtu jernihnya air sungai ini!".
"Kenapa hanya hitam?" tanyanya lagi.
Hitam dan hitam kelam.
Di saat lain ketika melukis pelangi.
"Kenapa hitam?" tanyanya lagi.
"Lihatlah-lihat! Indah pelangi ini, berwarna-warni, Ku senang sekali bila melihat pelangi." Lukisan pelangi ini kan ku berikan mamaku nanti."
"Apa, salahnya dengan lukisan ini?"
"Hitam, memang hitam"
"Itulah yang ku punya saat ini."
"Hanya pensil hitam yang bisa gambarkan keindahanya semua itu."
"Itulah yang ku punya saat ini."
"Walaupun hanya hitam, tetap saja itu berwarna-warni.
Bagiku."
Istimroor, Yk 27052014

KOPI

KOPI
segelas kopi terhidang
tercium bau wangi.
kopi.
pahitmu sepahit warnamu, kopi.
tapi lihatlah di tanganku
sedikit gula dan krimer, untukmu.
lihatlah, dengan takaranku
kau akan sangat pupoler di antara teman-temanku.
kau tahu, mereka tak sunguh-sunguh menyukaimu dengan kepahitanmu itu walaupun harummu, harummu.
Istimroor, Yk 28052014

DI SUDUT YANG SAMA

DI SUDUT YANG SAMA
kumasih di sini,
di sudut yang sama.
mengamati, dengan kedua mataku
yang semakin lama
semakin sayu
lelah
berdebu
lalu tanpak buram pada setiap penjuru ia tertuju
kumasih di sudut ini, dengan bara yang
kemudian semakin mereda
termakan hampa,
akhirnya aku pun
melemah,
tak berdaya
menjadi tubuh yang tua,
renta
ya, kumasih di sudut ini
setia memandangi
setiap pergerakan yang
terjadi.
Istimroor, Yk 30052014

TERPESONA

TERPESONA
:terbata karenanya

ah, aku yang
terdiam
memandang,
indahnya ,
mentari yang datang,

obati luka
rinduku
saat senja
menghilang
menyisakan
petang.

hangat terasa
cahanya
sinari
tubuhku

setelah dingin,
gelap,
menyelubungi,
menyelimuti
ku