SENJA, AKU MENUJUMU

SENJA, AKU MENUJUMU

kusimpan rinduku di wajah senja
saat biru langit berpendar menguning
memerah dan berkata,"Aku berani menghadapi petang."

tak lupa kuselipkan senyumku di sana,tuk kembali kuambil saat kubuka lembaranlembaran rinduku, sehingga terhapuskan air mata.

lalu,
sambutlah pulangku, di senja itu, saat peluhku penuhi tubuh, saat 'ku telah lelah berkayuh.

1St, kw, 25 al Muharram 1436H, Suro. Di bawah terik,,,

USAHA

USAHA

cerah pagi, sinarnya menghangatkan harap yang mulai dingin dimakan malam. dapatkah ia mendidih?

menyusur hari, pagi, mulai dikayuh sepeda. inilah hariku, biarlah keringatku habis dimakan mentari. sampaikah nanti di sore hari? walau malam pasti kan didapati.

terbaring...
inilah penghujung kayuhku. tubuhku tak bisa lagi keluarkan peluh.

remuk tulangku, hancur tubuhku, berceceran darahku.

terkembangkan senyum.

tak perlu ada kata "Andai . . ."
inilah yang seharusnya.

1St, KW. Di kehangatan sapaan pagi, Al-Muharram 1436H. Suro.

KENANG

KENANG

senja membiru
terbentur kamboja
merasuk memar
dalam dekap

siang itu, kau begitu ceria, terdengar nyanyiannyanyian dari bibirmu yang menggoda, walau kadang nyanyianmu serupa bisik halus tak tergetarkan udara. "Ya. Aku dapat mendengar semua."

pagi itu, kau jumput lelahku dengan senyum lembutmu, saat terbentuk garis putih di sisi timur rumahku yang sederhana, dengan deretderet bata tanpa cat warna.

membanjir sore
rusak taman bunga

aku manusia, walau kau melarangku . . .

kututup sore, dengan lafallafal harap
kau berada pada 99 dari seratus kenikmatan yang ada

lalu, dalam bisikku "Semua lapangku, untukmu." itu harapmu di terakhir kali kudengar kilas wajahmu.

1St,KW, Di bawah naungan Langit. 15 Suro. Al-Muharram 1436H.

CINTA

CINTA

di padang gersang
ranum hati hijau terbentang

terkurung dalam bara
redam dalam guyuran

tertahan dalam kelelahan
semangat dalam harapan

putus asa dalam hidup
mati ketidakpastian

1St, Kw, Tanpa tanggal dalam catatan usang

KHAYAL

KHAYAL
garis imagi
membentang ilusi
meracun mimpi
keruh bersayap utuh
terbangkan ingin
dari bening
mati
1st, KW 10 Hari awal bulan Dzulhijjah, 2014 M

DARAH, INGAT

DARAH, INGAT
darah inilah yang sering menghadirkan karya
mungkin karena bau anyirnya yang menusuk
sehingga kau semaput
atau kau menjauh
"Aku takut, aku takut,"
kau juga yang menjerit sakit ketika tergores arit
lalu keluarlah jeritan sengit
" * * * "
sebenarnya lukanya dalam, bahkan telah remuk tubuhmu, Cuma masih ganteng rupamu sehingga kau berkata
"Ganteng sekali diriku,"
kadang memang adahan memekar
saat getir-getir kehidupan yang terasa
atau hanya nasi basi yang tersedia
"Yaa, Pemilik Semesta, Yaa, Pemilik Semesta,"
lalu
saat bunga-bunga taman bermekaran
indah dan wanginya membiusmu dan berkata
"Inilah hasil usahaku, aku adalah raja."
1st, Kota Santri, 1/2+1 9 2014

SAAT RINDU MENTARI DI KETIKA MALAM TELAH MELIPAT SIANG, SEDANG PERINDU LUPA SIANG KAN DATANG

SAAT RINDU MENTARI DI KETIKA MALAM TELAH MELIPAT SIANG, SEDANG PERINDU LUPA SIANG KAN DATANG
Kutuang rasa ini dalam cawan-cawan waktu
setelah membancir dari ruang-ruang qalbu
merusak fungsi-fungsi tubuh
hancur dalam utuh
kemudian membayang kenang
nyata dalam awang
ia datang dalam nyata
meneriakiku
"APA YANG KAU LAKUKAN"
diam
"KAU BUANG TUBUHMU DALAM KESIA-SIAAN"
"INILAH AKU, NYATA YANG ADA DIHADAPANMU"
enggan,
kututup indra-indaraku
untuk dia yang sekarang sedang berteriak dalam nyata
kembali kubuka ruang-ruang bayang
inilah tempatku yang nyaman
"HANCURLAH DIRIMU KALAU KAU TERUS BEGITU"
2014, 1st, KW 20-2 10-1

MENITI

MENITI
Meniti malam
Meniti pagi
Meniti siang
Mengais malam
Mengais pagi
Mengais siang
Sore, kenapa kau tak indah kusandingkan dengan kedua kataku di atas, kuhapus akhirnya,,,,
"Tidak perlu aku kau sanding-sandingkan, semua juga tahu senja telah mewakili keindahanku"
1st, kw, June+3 1990+24

SENJA YANG SESUNGGUHNYA

SENJA YANG SESUNGGUHNYA
karpet hijau pertama berjumpa
dalam senyum-senyum mula
digunting bersama
jejak-jejak kenang
dalam rak-rak ikatan
persaudaraan
senyum
dalam secangkir kopi
tergambar manis pahitnya hari
kita masih bersama
ini aku-kamu berbagi rasa
dalam ruang eja
apakah itu a atau ba
apakah itu suka atau duka
lalu
terlibat karpet hijau itu
tak ada lagi aku-kamu
hanya aku;ku
saat kesadaran terjaga
dalam bayang senja
1st, KW 20092014

GADIS SAYU

GADIS SAYU
kau wanita bermuka sayu
menyibak biru-biru langit kenang
kupanahkan pandang
pada tatap redupmu yang enggan
aku-kau, tak bertemu pada sudut-sudut ruang pandang
kau
gadis sayu
aku-kau bertemu, bukan dirimu
di malam-malam pintalan benang
menghambur memenuhi ruang
mengusik relung yang telah rapi
hati yang telah coba dibersihkan
kau gadis sayu
terbangkanlah aku
pada tatapan-tatapan garang
agar lebih kuasa kutunddukkan
1st, Kota Santri, 1/2+1 9 2014

GADIS DALAM GUYURAN HUJAN

GADIS DALAM GUYURAN HUJAN
rinai ini semakin menderas
menguyur tubuh yang semakin memanas
gemuruh guntur semakin mengeras
gadis itu mulai basah
tak kuasa lagi menegakkan badan
dalam guyuran hujan
dalam gelegar guntur-guntur memekakkan
aku yang tak kuasa
mengulurkan tangan
mengajak 'tuk berteduh bersamaku
di sampingku yang masih lenggang
"Hujan ini terlalu deras,
Gunturnya terlalu keras"
kau
gadis itu,
tak peduli dengan keteduhan-keteduhan
"Biarlah diriku luruh bersama hujan,
Terlerai bersama guntur memekakkan"
dia
yang berjalan, membawa -payungnya sendiri
melewatimu bersama hujan itu
tak pernah basah oleh guyuran-guyuran derasnya
berjalan berlenggang dalam guyuran hujan
sungguh
hanya kau yang berada dalam guyuran hujan
gadis yang luruh bersama air yang mulai menggenang
terberai bersama germuruh guntur-guntur memekakkan
1st,KW 1/2 9 2014

DERET-DERET BISU, MERACUNIKU

DERET-DERET BISU, MERACUNIKU
duduklah kutermangu
pada bait-bait waktu
mengeja deret-deret bisu
pekat memasuki ruangku
meracuniku
GUBRAK!!!!!
akhirnya kulempar bisu itu
ZZZZZZ…..
kucoba netralkan racun itu.
gelap
Istimroor, KW 092014

Cemburu

Cemburu
sapa terucap tak semestinya
cinta membakar jiwa
Istimroor,Yk,010914

KITA

KITA
Aku
Api yang membara
Air yang mengalir
Angin yang berhembus
Aku-kamu
Api membara
Air mengalir
Angin berhembus
Aku-kamu-dia
Semua menyebut kita api
Semua menyebut kita air
Semua menyebut kita angin
Tidak ada
Aku-kamu-dia
Semua teruntai dalam sebuah kata
I,YK,310814

Kutuliskan ini untukku

Kutuliskan Ini Untukku
;tidak untukmu.
Kutulis kenang dengan tinta-tinta rindu
"Masih ingatkah kau padaku?"
Ragu, bibirku kelu. Ingin kuteriakkan namamu, saat kita bertemu.
Terucap namamu serupa dzikir malam; sendu.
Aku hanyalah rinai dalam guyuran hujanmu.
Aku memandang mu, dalam tiap gerakmu, berharap
ke sini lah matamu tertuju; pilu.
Terpautku dalam ruang waktumu, terpenjara dalam jeruji-jeruji hidupmu.
"Bebaskan aku! Bebaskan aku!"; bisu.
Kulukis rindu dengan tinta-tinta kelabu.
Istimroor,Yk,08082014

Penantian Mataku

Penantian Mataku
Kulummu itu?
Ku tak tahu.
Kulum sebatas kulum bagiku.
Lalu,
tatapku?
Serigala,
Macan,
Kucing?
Tatapku hanyalah tatap bagiku.
Tatapku hanya menanti kulummu,
sebelum ku palingkan mukaku
ke dunia lain selain dirimu.
Kulummu membawa bara
semangat,
luka.
Istimroor, Yk 10082014

SUDAHKAH KITA MERDEKA?

SUDAHKAH KITA MERDEKA?
Ya, negara ini telah merdeka 69 tahun lamanya
setelah masa penjajahan 3 abad sebelumnya.
Sepertiga pun belum ada
kemerdekaan
penjajahan.
Apakah karena itu,
Kita, masih lebih suka dijajah
dari pada merdeka?
Lihatlah! Memang, tubuh kita bebas
dari jeruji-jeruji besi
dari belenggu-belenggu tali
dari acungan cambuk-cambuk pedati
tapi
benarkah kita merdeka?
Terdengar di pojok-pojok warung kopi
"Kami belum merdeka."
Terdengar di cibir ibu-ibu merumpi
"Kami belum merasakan kemerdekaan."
Terdengar di relung-relung hati
"Seperti inikah kemerdekaan?"
Lalu, apakah itu kemerdekaan?
Mungkin kita perlu panjangkan telinga kita,
Kita telusuri
pingir-pingir kota metropolitan,
ujung-ujung pulau-pulau perbatasan,
lubang-lubang hutan pedalaman
lalu mari kita tanyakan :
"Merdekakah engkau?"
Ya, negri ini telah merdeka
69 tahun lamanya. Lalu :
Merdekakah kita?
Merdekakah kita?
Merdekakah kita?
Ku tak ingin bertanya padamu juga pada mereka
Hanya hati kecilku yang ingin ku tanya
"Merdekakah saya?"
Istimroor, YK 18082014

BUNGA-BUNGA DUNIA

BUNGA-BUNGA DUNIA
Lihatlah kawan, lihatah!
sadarlah kawan, sadarlah!
Itu hanya bunga-bunga dunia
tak seharusnya kau kehilangan pijakan karenanya.
Tak seharusnya kawan,
tak seharusnya.
YK, 11072014, Istimroo

KENANG HUJAN

KENANG HUJAN

Dua hari hujan menyelimuti.
Dua hari kuberada di sini dengan seribu kenang hujan saat ku masih mengangapmu
kawan, tempat ku hujankan semua mendung hatiku: kelu,
tempat kupancarkan sinar buncah rasa gembira, padamu, padamu.
Kini,
tinggal mendung ini, hujan ini, yang tersisa di kotaku.
Bukan ku membencinya, bukan ku tak menyukainya.
Bukankah ini berkah yang diturunkan Pengasih Alam Semesta,
Melalui utusannya Mikail yang kemudian menaruh awan mendung itu di atas kotaku
dan menyiraminya
agar tumbuh hijau, hijau dan terus menghijau
sehingga semua dapat bahagia,
Jujur, aku menyukainya, aku bahagia karenanya.
Hanya saja,
dingin ini, dingin ini, membawaku kembali
pad seribu kenang tentangmu
seribu coretanmu. Kau yang begitu mengagumi hujan, memujanya
sedangkan ku tak pernah ada dalam lukisan hujanmu.
14072014, Yk. Istimroor.

TERUNTUK, ANAK-ANAKKU

TERUNTUK, ANAK-ANAKKU
apakah pesan yang kan terucap
saat maut tiba, malaikat maut
menjalankan titah Maha Kuasa
apakah Pesan Ya'qub yang diabadikan
dalam firman-Nya
"maa ta'buduuna min ba'dii?"*
kepada anak-anaknya.
lalu, apakah jawabannya akan sama
seperti anak-anak Ya'qub
"Na'budu Illahaka wa Ilaaha aabaaika Ibrahiima wa Ismail wa Ishaaq Ilaahan wahidan, wanahnu lahu muslimuun."*
bukankah anak-anak ini anugrah
anak-anak ini amanah
anak-anak ini fitnah
Oh…
bukankah kita yang melukis warna mereka awalnya
mendasarinya
membegroni lukisan-lukisan mereka selanjutnya
wahai anakku
jadilah kau satu dari tiga pengantar jiwaku
saat jasadku ditanahkan
lalu ditinggalkan di pemakaman
tinggalah 'ku dalam kesepian
jadilah tiga yang kan menerangiku di kegelapan
alam sebelum kehancuran dunia
sehingga kita dapat berkumpul bersama
dalam senyum bahagia
menatap
membawa kerinduan yang mengelora
menatap Maha diMaha
Raja diRaja
10072014, YK, Istimroor.
‪#‎menatap_anak2_manusia‬.
*Q.S.2: 133

Inabah

Inabah
;kembali
debu, lumpur membaju
terpekur merindu kasih-Mu, al-Rahmaan
Istimroor, Yk 07072014

KENYATAAN

KENYATAAN
teriknya terik, dinginnya dingin
merasuk dalam raga
Istimroor, Yk 07072014

BUTA

BUTA
;menghalalkan segala cara
terjatuh dalam carut marut fana dunia
tak ingat timur, barat, selatan utara
kiri kanan, depan belakang, tebas saja
mengitam, menghitam, hampa hati mulai dirasa
tak puas pada setiap yang ada
kurang, kurang,semua ingin digenggam tangan
Istimroor, Yk 07072014

NYANYIAN KESEDIHAN

NYANYIAN KESEDIHAN
ku sembunyikan makna dibalik kata
cercauan, tak bermakna
nyanyian hati terluka
istimroor, yk 07072014

MENERABAS BATAS

MENERABAS BATAS
yang dibutuhkan adalah kegilaan
kegilaan untuk menerabas batas-batas pikiran manusia, yang manusia
menjadikan diri berbeda dari yang lainnya
saat semua memandang kekayaan sebagai keindahan
miskinlah untuk bahagia
Istimroor, Yk July 2014

PUISI CINTAKU

PUISI CINTAKU
inilah puisi cintaku
bukan pelangi yang berwarna-warni
bukan rembulan yang bersinar terang
bukan bintang indah penghias malam
inilah puisi cintaku
bukan bunga mawar mekar
istimroor, June 2014

WITH YOU . . . .

WITH YOU . . . .
kata-kata itu masih terngiang
sampai sekarang,
walaupun telah jauh tertinggal di ruang waktu
kata-kata indah berhias senyuman
mengandung kekuatan pikatan
memantulkan senyum yang terkembang
merasuk menerawangkan pandang
membulatkan keinginan
untuk terus bergandeng tangan
menghadapi kehidupan
kaulah pahlawan
menarikku lepas dari kungkungan
waktu berjalan
'ku rasa selalu dalam gandengan
pahlawanku yang gagah menghadang
setiap badai menerjang
meneduhiku dari teriknya siang
menyelimutiku di kedinginan malam
biarlah seperti ini jalannya
kehidupanku ini
terasa hangat dan nyaman
dalam setiap putaran
detik, menit, jam yang berjalan
Istimroor, yk Juli 2014, di sepetak kamar hunian

WANGI KEHIDUPAN

WANGI KEHIDUPAN
kayuh berbasuh peluh
inilah hidup di bawah sinar matahari
termerahkan kulit tanpa penutup
merah, menghitam
membalut otot-otot yang mengekar
inilah hidup, hidup yang hidup
hidupku
bukan hidupmu atau dia
tak peduli kau berkata
di atas kuda-kuda baja
tak peduli kau berkata
dalam pembalut-pembalut badan
hai kau yang indah berbaju wangi
ciumlah tubuhku ini
inilah wangi kehidupan
inilah wangi kenyataan
inilah wangi kejujuran
Istimroor, YK 01072014

TERSESAT

TERSESAT
;berjalan tanpa tahu
susur-susur jalan berliku
tertutup kabut kelabu
tanpa lentera ilmu
Istimroor, Yk 28062014

BULAN YANG 'TAK TERBILANG

BULAN YANG 'TAK TERBILANG
24 terbilang
lama yang cepat
sejak kumengenal bagaimana dinginnya semilir dunia.
1 terbilang
setelah kulepas kemarin
seruan-seruan kebesaran Pencipta Semesta alam
366 terbilang di dalam 1 yang telah terbang
pergi
dengan segala kenang
sekarang ku di sini
di gerbang 1 yang telah datang
anugrah yang tak terbilang
dengan 1, 2, 3, . . . 1000 bilang
kini
'ku di sini
kembali di hitungan yang berlibat-libat berbilang
10 sampai 700 bahkan lebih kebaikan
kini ku di sini
diberi kesempatan
semua tergantung ku yang tentukan
mengambil putih awan
atau mendekap gelap malam
Istimroor, Yk 28062014

GILA

GILA
: kasar
dalam dosis ini mungkin aku jadi gila
'tak ada kata yang bisa mencegahnya
kau tahu saat ini apa yang terjadi di sekitarku dan dunia
ingin kutanya padamu kawan
apakah siang tak lagi biru dengan hiasan putih awan
apakah mentari tak lagi kuning dengan penuh kehangatan
sebegitu menyedihkannya dirimu
termenung,
lalu apa tatapan itu,
tatapan,,, ah,,, tatapan yang tak bisa kudefinisikan
beribu kali kuberujar
hanya anggukan atau gelengan
oh,,, gila,,, semua telah menggila,,
atau jangan-jangan,
aku sendiri yang telah gila,
hai kau kemari,
katakan padaku
apa menurutmu dunia ini sudah tidak waras
atau kau merasa aku yang telah tak waras lagi
yah,,,, ku beranggapan, hanya aku yang tahu diriku ini,
telah kujajaki tubuhku,
kupelototi di depan cermin
biasa saja,
sama seperti orang yang lainnya (mungkin),
karena aku hanya tahu diriku ini,
orang lain ya hanya sebatas apa yang mereka tampakkan,
walau,
lihatlah-lihatlah,
kumerasa semua berusaha menerkam
'tuk dapatkan apa yang mereka inginkan.
YK, Jun 2014

RITUAL PAGI YANG TERLUPA

RITUAL PAGI YANG TERLUPA
yah, jingga ini yang kembali kurasa. Saat ku buka mata
kucari secangkir kopi di meja, atau sebuah teh pembahagia jiwa. kosong
lagi-lagi kosong gelas itu,
hanya ampas tersisa,
kulupa lagi, ritual saat ruhku kembali, ke jasad ini
bukan seperti ritual masa kecil yang pernah kudengar,
saat kutanyakan "kenapa Ibu melakukan ini?"
di ketika banyak makanan terhidang di sebuah meja, begitu lengkapnya dengan piring-piring berjejer di sana.
tak lupa bau kemenyan tercium, di sertai komat-kamit doa saat menhidupkannya.
kemudian kutanya lagi,"apakah bu tujuannya?"
hanya jawaban singkat yang kudapatkan,,,
Intinya semua hanya mengikuti bapak, simbah, simbahnya bapak, simbahnya Simbah,,,,
ya, hanya itu,,,
tapi ritual pagiku yang terlupa begitu berbeda, hanya satu dua kalimat rasa syukur pada Yang Kuasa, yang semua ada di tangan-Nya. tak perlu sebuah bakar-bakaran dupa, karena Ia tak memerlukannya, karena kita tak perlu perantara,
sebuah ucapan syukur pembuka untuk harapan mimpi selanjutnya, dan sebuah tujuan kehidupan yang sebenarnya.
Istimroor, Yk 24062014

JUST I WANT TO SAY . . . . .

JUST I WANT TO SAY . . . . .
: toples kenangan
Tiba 'ku dalam lorong kehidupan
panjang kah, pendek kah
tak kulihat mana ujungnya
tapi 'ku tahu mana ujungnya
terlipat semua dalam toples-toples kenangan
berlabelkan warna-warna kehidupan
kujumput satu untuk simpul senyuman
terjumput satu sisakan nganga hati merana
hai,
kau yang tersungkur di sana,
lupakah kau dengan toples cahaya
kulihat hitam pekat isi toplesmu
kau pegang erat, kau pun berakhir di sana
walau sebenarnya kau masih ada
layu tubuhmu tak kau beri siraman
pucat dan terus memucat menghitam dan tak berdaya
termakan pekat malam
terkucilkan cahaya siang
dingin membiru
lepaskanlah toplesmu itu,
atau 'ku tak kan bisa membantu…..
Istimroor, Yk 22062014

PENANTIAN

PENANTIAN
: lugu
gelap pun memudar
tunjukkan garis putih lurus melintang
tanda bagi yang menahan
permulaan
empat tundukku kuhaturkan
hanya kepadamu
dan
hanya kepada-Mu kan kuhaturkan
dan
memang hanya kepada-Mu, Tuhan
oh, udara yang meresap memenuhi rongga.
oh, penantian.
penantianku untuk yang kesekian dari kesekian
masa berat yang setiap orang kan mendatangi dan menghadapi
dengan meghadang
bukan dengan pembelakangan
karena pasti
oh, penantian
semua titipan harus kembali
lalu, kita telanjang dan tak ada yang menemani
hanya tiga yang tersisa
oh,
apakah semua ini bisa mengantarku pada kebenaran
jawaban tiga pertanyaan yang menentukan
walau kutahu jawabanya semua dikepala tanpa perlu berpikir dua kali 'tuk mengatakannya
tapi semuanya besok, tinggal
kejujuran, kejujuran.
ya, inilah penantian untuk sebuah pertanyaan pengantar,
sebuah ujian penentuan
yang harus kupelajari dan kulaksanai dari sekarang
penantian untuk sebuah kebahagiaan bukan sebuah penyesalan dan perkataan pengandaian kalau diri ini hanyalah tanah.
Istimroor, Yk 18062014

RINDU

RINDU

Kau tinggalkan siluet senjamu.
Kuharap nyata saat pagi tiba,

hampa.

Istimroor, Yk 10062014

PUISIKU

PUISIKU

kulepas kau dari buaian
pangkuan
asupan
setelah semua yang telah kau dapatkan
dariku
asuhan
kulepas kau ke kehidupan
kemanisan
kepahitan
penerimaan
pertentangan
kuatkan
pijakanmu
kuatkan
dadamu
hiduplah
hiduplah terus
terimalah kenyataan
hiduplah
hiduplah terus
walau kadang kehangatan
tak kunjung datang.
Istimroor, Yk 10062014

SUDUT KEJUJURAN

SUDUT KEJUJURAN
Terdengung gendang telinga
saat ucapmu keras mengisi tiap ruang udara
"PERGI KAU DARI HADAPANKU!"
"KU 'TAK SUDI MELIHATMU LAGI."
Hanya ada hawa panas membara,
mata api
lidah api
melahap semua kesewajaran yang ada
Walau sebenarnya,
walau sebenarnya,
Lihatlah di sudut itu,
sudut lancip di ujung mata
sebutir bening air,
sudut kejujuran
air kejujuran.
Istimroor, Yk 05062014

ILALANG

ILALANG
Kau karang daratan
Kau lindungi tubuhm dengan sisi-sisimu yang tajam.
Kau pijak bumi dengan mantap dan tertanam.
Kau tahan gelombang badai dengan goyangan gemulai.
"Kau? Ilalang?"
"Kau gulma yang sulit kuatasi"
Istimroor, yk 03062014

MELUKIS SENJA

MELUKIS SENJA
aku hanya ingin melukis senja
dengan sebaik-baiknya
sehingga kudapat tersenyum puas, bahagia
saat kulihat hasilnya
aku hanya ingin melukis senja dengan segala yang
kupunya
kumampu
kubisa
dengan selalu berusaha
tuk tercipta gambar yang sebaik-baiknya
aku hanya ingin melukis senja untuk
dapat ku nikmati
dengan senyuman puas, bahagia
saat malam telah tiba.
aku hanya ingin melukis senja
dengan segala daya dan upaya
yang kupunya
tuk dapat kunikmati
pada pagi selanjutnya
Istimroor, Yk 03062014

SENJA

SENJA
biru yang mulai memerah
menyisakan
peluh yang menggaram
letih, lelah
kembali ke gubuk yang sama
bersua dengan penyejuk jiwa
di setiap duka, lara
usaha berlalu, harapan datang
Istimroor, yk 13052014

MENDUNG

MENDUNG

hamparan kelabu
menengadah berharap
berkah kan turun, tumbuhkan hijau
Istimroor,yk 13052014

SENYUMAN

SENYUMAN
tersimpulkan keramahan di bibirmu
hangatlah dadaku, setelah dingin membiru
hawa merah menguning, menghijau
akhirnya ku katakan “hai” padamu
Istimroor, Yk 14052014

KESEDIHAN

KESEDIHAN
dentuman itu memberikan harapan, di balik ketakutan
saat biru indah dengan berbagai lukisan awan telah memutih rata
menjadi pucat dan tanpak kesedihan di sana,
curahkanlah, curahkanlah air matamu di negriku,
basahilah tanahnya dan tubuhku ini,
lunturkanlah, lunturkanlah warna-warna dariku
sehingga kembali putih dan ku bisa berdiri tegap di sini
di negriku, saat lukisan-lukisan awan kembali ke latar yang biru
istimroor, Yk 15/5/2014

KEHIDUPAN:PERSIMPANGAN

KEHIDUPAN:PERSIMPANGAN
kelabu, hanya kelabu,
Di luar rumahku, petang, menguning, membiru, memerah, meghitam,
masih kelabu,
putih bagi kertasku,
Hanya sebuah kalimat tertulis tebal-tebal karena terulang-ulang tertuliskan,
kehidupan : persimpangan
Istimroor, Yk 17052014

SEPI

SEPI
terselubung pekat,
terpantul cahaya ke segala sisi, enggan mendekati,
ter(sumbang) kan suara, sembunyikan gendang telinga,
di sini, bersama sunyi,
menikmati tiap hitungan detak kehidupan dalam dada

Istimroor, Yk 17052013

FATAMORGANA

FATAMORGANA
ku pegang erat, ku belah dada, ku jahitkan di sana
saat pada simpul penutup, ku tersenyum,
Mati.
Istimroor, Yk 19052014

MALAM TANPA BULAN

MALAM TANPA BULAN
malam, datang lagi kau temuiku
membutakanku,
apakah akan kau bisikan langkah ini harus kutapakkan,
kuharus terjatuh-jatuh,
menapaki kegelapan jalan yang ku lalui, ataukah ini bukan jalan lagi
bulan, kemanakah kau pergi,
kau biarkan aku berdua dengan malam, tanpa kau dampingi.
lihatlah aku yang terjatuh-jatuh di sini,
menapaki jalan, ataukah ini bukan jalan lagi
Istimroor, Yk 20052014

GAPIT

GAPIT*
:masa mulai belajar
Ku rauti pensilku,
Gapit,
Itu yang ada di dosgrepku**.
"Ah, sudah tumpul gapitku,"
Aku rauti pensilku, tak juga tampak hitam intinya, untuk tulis pelajaranku.
"Ah, sudah tumpul gapitku.
Baru kemarin kubeli, sekarang tumpul lagi."
"Lihat, lihatlah cuter itu," kata temanku.
Ku berfikir,
"Mahal e, jawabku."
Pulang ku kerumahku, lihat mamakku pakai pisau,
"Hem, tajam," kataku.
"Mak, pinjam dulu pisaunya,"
Akhirnya, pensilku bisa kugunakan, tertulislah pelajaran-pelajaranku.
Istimroor, Yk 21052014
*Gapit : pisau lipat kecil tipis. Saya masih banyak mendapatinya ketika SD. sekarang sangat jarang didapati.
**dosgrep : kotak pensil.

PENSIL HITAM

Cerita SD
PENSIL HITAM
:menggambar
"Kenapa hitam?"tanya temanku.
"Lihatlah lukisanku, biru indah langit ini, dengan kemuning cahaya mentari!"Lanjut temanku.
"Lihatlah-lihatlah, hijaunya hutan ini!" sambungnya lagi.
"Lihatlah-lihatlah lagi, begtu jernihnya air sungai ini!".
"Kenapa hanya hitam?" tanyanya lagi.
Hitam dan hitam kelam.
Di saat lain ketika melukis pelangi.
"Kenapa hitam?" tanyanya lagi.
"Lihatlah-lihat! Indah pelangi ini, berwarna-warni, Ku senang sekali bila melihat pelangi." Lukisan pelangi ini kan ku berikan mamaku nanti."
"Apa, salahnya dengan lukisan ini?"
"Hitam, memang hitam"
"Itulah yang ku punya saat ini."
"Hanya pensil hitam yang bisa gambarkan keindahanya semua itu."
"Itulah yang ku punya saat ini."
"Walaupun hanya hitam, tetap saja itu berwarna-warni.
Bagiku."
Istimroor, Yk 27052014

KOPI

KOPI
segelas kopi terhidang
tercium bau wangi.
kopi.
pahitmu sepahit warnamu, kopi.
tapi lihatlah di tanganku
sedikit gula dan krimer, untukmu.
lihatlah, dengan takaranku
kau akan sangat pupoler di antara teman-temanku.
kau tahu, mereka tak sunguh-sunguh menyukaimu dengan kepahitanmu itu walaupun harummu, harummu.
Istimroor, Yk 28052014

DI SUDUT YANG SAMA

DI SUDUT YANG SAMA
kumasih di sini,
di sudut yang sama.
mengamati, dengan kedua mataku
yang semakin lama
semakin sayu
lelah
berdebu
lalu tanpak buram pada setiap penjuru ia tertuju
kumasih di sudut ini, dengan bara yang
kemudian semakin mereda
termakan hampa,
akhirnya aku pun
melemah,
tak berdaya
menjadi tubuh yang tua,
renta
ya, kumasih di sudut ini
setia memandangi
setiap pergerakan yang
terjadi.
Istimroor, Yk 30052014

TERPESONA

TERPESONA
:terbata karenanya

ah, aku yang
terdiam
memandang,
indahnya ,
mentari yang datang,

obati luka
rinduku
saat senja
menghilang
menyisakan
petang.

hangat terasa
cahanya
sinari
tubuhku

setelah dingin,
gelap,
menyelubungi,
menyelimuti
ku